Thomas Alva EdiSound Horeg yang Mengguncang Panggung dan Netizen

Featured Image

Sebuah Julukan yang Menggema dari Blitar

Di tengah keramaian dunia hiburan rakyat, di mana suara bass dan cahaya lampu saling bersaing untuk menarik perhatian penonton, muncul satu nama yang kini menjadi sorotan: Ahmad Abdul Aziz. Bagi sebagian orang, nama ini mungkin terdengar biasa. Namun, ketika dipadukan dengan julukan "Thomas Alva EdiSound Horeg", ia menjadi figur yang viral dan mengisi berbagai media sosial.

Julukan ini muncul bukan tanpa alasan. Seperti Thomas Alva Edison yang dikenal sebagai penemu lampu pijar, Ahmad Abdul Aziz—yang akrab disapa Memed Potensio—dilabeli oleh warganet sebagai "penemu" gaya sound system ekstrem yang disebut sound horeg. Ini hanya julukan satir, bukan klaim resmi bahwa ia memang pencipta pertama sound horeg. Perbedaannya adalah, yang ia ciptakan bukan cahaya, melainkan gelombang suara yang mengguncang telinga dan dada.

Dari Halaman Rumah ke Panggung Hiburan

Memed lahir dan besar di Blitar, tumbuh dalam lingkungan yang dekat dengan dunia audio. Sejak kecil, ia sering diajak ayahnya menghadiri acara hajatan, pentas musik, atau pesta rakyat. Dari situlah ia mulai mengenal seluk-beluk sound system: merangkai kabel, mengangkat speaker, hingga mengatur mixer.

Pendidikan formalnya terhenti di bangku sekolah dasar. Bukan karena malas, tetapi karena kondisi keluarga yang membuatnya harus bekerja lebih awal. Namun, keterbatasan itu justru melahirkan keunggulan lain—kecakapan teknis yang diasah secara otodidak. Baginya, pengalaman lapangan jauh lebih berbicara daripada teori di buku.

"Kalau belajar dari buku, saya nggak bisa. Tapi kalau lihat langsung, bongkar pasang, saya paham," ujarnya dalam sebuah wawancara. Kalimat sederhana ini mencerminkan filosofi hidupnya: praktik adalah guru terbaik.

Sound Horeg: Antara Seni, Kontroversi, dan Identitas

Sound horeg—istilah yang populer di kalangan penggemar audio jalanan—mengacu pada sistem suara dengan volume luar biasa keras, ditambah efek distorsi khas. Bagi penikmatnya, ini adalah seni. Bagi sebagian lain, ini gangguan.

Memed memandangnya sebagai bentuk ekspresi sekaligus sumber mata pencaharian. Sejak 2019, ia bergabung dengan Brewog Audio sebagai teknisi. Tugasnya merangkai instalasi, mengatur amplifier, menyetel frekuensi, hingga memastikan setiap acara berjalan lancar. Di dunia hiburan rakyat, Brewog Audio dikenal dengan dentuman keras dan bass yang menghentak—ciri khas sound horeg.

Istilah "horeg" dalam dialek Jawa Timuran berarti pusing atau pening, menggambarkan sensasi yang dirasakan pendengar akibat getaran suara yang sangat kuat. Bagi penikmatnya, ini seni. Bagi yang tidak terbiasa, ini kebisingan.

Namun, popularitas sound horeg tak lepas dari sorotan tajam. Aparat di beberapa daerah, termasuk Polda Jawa Timur, melarang penggunaan sound horeg karena dianggap mengganggu ketertiban dan kesehatan pendengaran. Bahkan MUI Jawa Timur mengeluarkan fatwa Nomor 1 Tahun 2025 tentang Penggunaan Sound Horeg. Di sinilah letak dilema: di satu sisi, ada kreativitas dan ekonomi rakyat; di sisi lain, ada aturan dan kesehatan publik.

Fenomena Viral: Dari Lapangan ke Layar Ponsel

Julukan "Thomas Alva EdiSound Horeg" lahir di dunia maya. Video-video Memed sedang mengoperasikan sound system dengan gaya khas—kadang disertai senyum lepas, kadang serius penuh konsentrasi—bertebaran di TikTok dan Instagram.

Publik pun terbelah. Sebagian menganggapnya unik dan menghibur, sebagian lagi menyayangkan karena dianggap merusak kualitas musik. Tapi justru dari pro dan kontra itulah namanya semakin melejit. Ia tak pernah secara resmi mengklaim diri sebagai penemu sound horeg, tapi ia tak menampik bahwa julukan itu memberi dampak besar pada kehidupannya.

Pelajaran dari Jalan Hidup Memed

Kisah Memed memberi pelajaran penting bahwa kesuksesan tak selalu datang dari jalur yang terukur. Pendidikan tinggi memang berharga, tetapi keterampilan praktis, kerja keras, dan konsistensi pun bisa menjadi modal berharga. Ia membuktikan bahwa profesi yang kerap dipandang sebelah mata pun dapat menjadi sumber kebanggaan, bahkan menginspirasi orang lain.

Lebih jauh, fenomena ini menunjukkan bagaimana teknologi digital—terutama media sosial—dapat mengubah nasib seseorang secara drastis. Dalam hitungan hari, seorang operator sound system kampung bisa menjadi figur nasional yang diperbincangkan di berbagai platform.

Refleksi: Antara Kebisingan dan Kehidupan

Viralitas kadang datang tanpa undangan. Bagi Memed, ketenaran ini adalah ujian sekaligus peluang. Ia kini berada di persimpangan: terus bertahan dengan sound horeg yang telah membesarkan namanya, atau beradaptasi mengikuti regulasi dan selera pasar.

Apa pun pilihannya, kisahnya telah menjadi bagian dari mozaik budaya populer Indonesia. Ia bukan sekadar operator audio, tetapi representasi dari semangat pekerja lapangan: gigih, kreatif, dan setia pada profesi meski penuh tantangan.

Ahmad Abdul Aziz—atau Memed Potensio—adalah contoh nyata bagaimana seseorang bisa mengukir namanya dari nol, bermodalkan keterampilan, dan sedikit sentuhan dunia maya. Julukan "Thomas Alva EdiSound Horeg" mungkin lahir dari candaan warganet, tetapi kisah di baliknya adalah kisah kerja keras, dedikasi, dan perjuangan di tengah perubahan zaman.

Di antara bisingnya speaker dan riuhnya media sosial, ia tetap berdiri di balik mixer, memainkan musik yang mungkin tak selalu merdu di telinga semua orang, tapi selalu jujur bagi dirinya sendiri.