Waktu Terbaik untuk Skrining Psikologis Sebelum Menikah? Ini Penjelasan Ahli

Pentingnya Persiapan Psikologis Sebelum Menikah
Menjelang pernikahan, selain mempersiapkan segala hal terkait kebutuhan materi dan acara pernikahan, penting juga untuk memperhatikan kesiapan psikologis masing-masing pasangan. Tujuannya adalah agar konflik dalam rumah tangga dapat diminimalisasi sejak dini. Salah satu cara yang saat ini mulai dilirik oleh pasangan adalah mengikuti skrining psikologis pranikah.
Skrining psikologis pranikah bertujuan untuk membantu pasangan mengenali potensi konflik sebelum menikah. Namun, kapan waktu yang tepat untuk mengikuti layanan ini? Tidak ada batasan usia tertentu yang menjadi patokan. Yang terpenting adalah kesiapan pasangan dalam menjalani proses ini. Kesiapan ini mencakup kemauan untuk menjalani refleksi diri, keterbukaan menerima hasil, serta komitmen untuk mendiskusikan temuan bersama pasangan.
Waktu yang Tepat untuk Skrining Psikologis Pranikah
Psikolog Klinis sekaligus Co-Founder dari platform Pulih Bersama LARA, Maharani Galuh Safitri, S.Psi., M.Psi., Psikolog, menjelaskan bahwa skrining psikologis pranikah tidak ditentukan berdasarkan usia, melainkan kesiapan pasangan. Mayoritas pasangan yang menggunakan layanan ini adalah mereka yang sudah memiliki rencana menikah dalam waktu dekat. Namun, ia menyarankan untuk melakukan skrining lebih awal karena pencegahan bisa lebih optimal.
Artinya, skrining bisa menjadi alat bantu untuk mengenali potensi konflik bahkan sebelum tanggal pernikahan ditentukan. Dengan demikian, pasangan bisa lebih siap menghadapi dinamika pernikahan nanti.
Manfaat dari Skrining Psikologis Pranikah
Skrining psikologis bukan hanya sekadar menjawab kuesioner. Di layanan seperti Before We Say Yes dari Pulih Bersama LARA, pasangan akan mengisi formulir refleksi secara terpisah. Isi formulir mencakup topik seperti gaya keterikatan, pola komunikasi, regulasi emosi, nilai hidup, peran gender, dan ekspektasi terhadap pernikahan.
Selain itu, skrining ini juga dapat mendeteksi luka masa lalu yang belum selesai, tapi masih memengaruhi hubungan saat ini. Pasangan juga bisa tes kepribadian untuk menyadari apakah ada luka masa lalu yang masih mempengaruhi hubungan.
Setelah pengisian formulir, hasil refleksi akan dianalisis oleh psikolog dan diberikan dalam bentuk file PDF. File tersebut mencakup hasil analisis personal masing-masing individu, lengkap dengan arahan dan saran diskusi.
Harus Sama-sama Siap, Tidak Bisa Dipaksakan
Meski manfaatnya besar, Maharani menekankan pentingnya kesediaan kedua pihak untuk menjalani proses ini bersama-sama. Keduanya harus berkomitmen untuk menerima apa pun hasilnya dan bersedia untuk menjalani tahapan prosesnya. Terkadang, dalam pasangan, salah satu pihak sudah siap untuk skrining, tetapi yang lain belum mau. Jadi, sulit untuk dipaksakan.
Skrining psikologis hanya akan berdampak positif jika dilakukan secara sukarela dan didasari kesadaran bersama untuk membangun hubungan yang sehat. Dengan demikian, pasangan dapat meminimalisir konflik yang memuncak dan membangun fondasi yang kuat untuk kehidupan rumah tangga yang harmonis.