Respons Menteri Airlangga Pasca Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II/2025 5,12% Diungkap

Featured Image

Respons Menteri Koordinator Perekonomian terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II/2025

Jakarta – Data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2025 sebesar 5,12% secara tahunan (yoy) mengejutkan banyak pihak. Angka ini melebihi proyeksi para ekonom dan mengundang berbagai pertanyaan terkait sumber pertumbuhan yang signifikan tersebut. Dalam upaya menjawab keraguan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan respons singkat usai konferensi pers.

Airlangga menegaskan bahwa data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tidak mengalami pengkondisian atau penyesuaian dari keadaan sebenarnya. Saat meninggalkan lokasi acara, ia melambaikan tangan kepada wartawan sebagai bentuk penyangkalan dugaan tersebut. Ia menyatakan bahwa angka pertumbuhan tersebut merupakan hasil dari aktivitas ekonomi yang nyata dan terukur.

Menurut Airlangga, pertumbuhan ekonomi kuartal II/2025 didorong oleh dua faktor utama, yaitu konsumsi rumah tangga dan investasi. Konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,97% yoy, yang berkontribusi sebesar 54% terhadap PDB. Sementara itu, investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) mencatat pertumbuhan sebesar 6,99% yoy, yang merupakan yang tertinggi sejak kuartal II/2021.

Selain itu, transaksi eceran dan uang elektronik juga meningkat, terutama di platform marketplace. Hal ini didorong oleh mobilitas masyarakat yang meningkat akibat stimulus ekonomi, seperti diskon tiket pesawat, kereta api, serta tol. Stimulus ini memberikan dampak positif terhadap aktivitas ekonomi secara keseluruhan.

Sebelumnya, BPS merilis data pertumbuhan ekonomi kuartal II/2025 sebesar 5,12% yoy, yang lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya. Sebelumnya, proyeksi konsensus ekonom dari 30 lembaga dan ekonom yang dihimpun Bloomberg menunjukkan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,8% yoy. Estimasi tertinggi mencapai 5%, sedangkan terendah hanya 4,6%.

Beberapa ekonom memperkirakan pertumbuhan yang lebih tinggi. Misalnya, Gareth Leather dari Capital Economics Ltd. memprediksi pertumbuhan hingga 5%, sedangkan Jeemin Bang dari Moody's Analytics Singapore memperkirakan pertumbuhan sebesar 4,6%. Sementara itu, Bank Mandiri memproyeksikan pertumbuhan sebesar 4,79%, dan Bank BUMN lainnya seperti Bank Negara Indonesia meramalkan pertumbuhan sebesar 4,9%.

Salah satu ekonom yang dihimpun oleh Bloomberg, Josua Pardede dari Bank Permata, sebelumnya memperkirakan pertumbuhan PDB kuartal II/2025 hanya sebesar 4,76% yoy. Ia menyatakan bahwa data BPS yang dirilis hari ini mengejutkan pasar karena melebihi semua estimasi konsensus. Menurutnya, pertumbuhan yang tinggi ini terjadi di tengah kondisi yang kurang mendukung, seperti PMI manufaktur yang masih berada di zona kontraksi.

Selain itu, persepsi umum menyebut bahwa konsumsi rumah tangga belum sepenuhnya pulih. Oleh karena itu, muncul pertanyaan tentang sumber pertumbuhan yang signifikan ini. Meskipun demikian, beberapa analis seperti Andry Asmoro dari Bank Mandiri mengakui bahwa pertumbuhan 5,12% tersebut memang melebihi ekspektasi pasar.

Andry menjelaskan bahwa pertumbuhan ini berasal dari konsumsi rumah tangga yang lebih kuat dan aktivitas investasi yang meningkat. Selain itu, permintaan eksternal juga turut berkontribusi, terutama dengan percepatan ekspor menjelang penerapan tarif impor AS.

Data BPS juga menunjukkan bahwa PDB Indonesia pada triwulan II/2025 sebesar Rp5.947 triliun atas dasar harga berlaku. Sementara itu, PDB atas harga konstan mencapai Rp3.396,3 triliun. Pertumbuhan ekonomi secara tahunan mencapai 5,12%, sedangkan pertumbuhan secara kuartalan sebesar 4,04% dibandingkan dengan kuartal I/2025.